Warna dari masa ke masa cukup terasa pada beberapa cerpen. Ayah, Dini, dan Dia. Bertutur tentang hubungan seorang ayah dengan putri tunggalnya yang mulai mengena.

Psst, Jangan Bilang Siapa-siapa! Mdash; August 14, 2015. Psst, Jangan Bilang Siapa-siapa! August 14, 2015. Saya ini serba salah bila menghadapi Den Rara. Sering banget curhat sambil nangis-nangis. Lha, saya bisa apa? Wong yang nDoro itu dia. Jadi begini, Den Rara itu dijodohkan dengan putra adipati. Orangnya gagah, ganteng, kumisnya tebal bikin manis. Tapi Den Rara malah benci setengah mati. Kalo dia datang malah ngumpet di kamar sambil nangis-nangis.

Get me outta here! Aku bukan peri kecil bersayap mungil berpanah cinta. Aku hanya gadis kecil bersayap mimpi berpanah aksara. Suara di balik pintu itu berdegum lagi. Pekikan Ibu semakin keras seiring suara benda tumpul saling beradu. Beginilah jika keinginannya ada yang tak terpenuhi. 8220;Lari, Putraa! 8220;Tidak, Bu! Aku tidak akan meninggalkan Ibu sendiri! 8220;Jangan macam-macam kau! 8221; .

Aku, kamu, kucing, dan rumput. Terbang ke rumah Pak Susno, lalu balik lagi kesini. Rumahnya sepi apa enggak, kataku sambil membuka lemari. Seekor kecoa bunting lari menghilang di balik tumpukan baju. Aku memamerkan seplastik beras dari dalam lemari. Pagi itu Awan mendapatkan telpon dari Oyin, teman sekelasnya.

Pemintal rindu yang handal pemendam rasa yang payah. Prim tersenyum melihat wanita yang sedang berjalan ke arahnya. Wanita yang mengenakan gaun putih gading memperlihatkan lekuk badannya yang sintal. Bibir mungilnya diusap pemulas bibir berwarna merah. Bibirnya membentuk sebuah lengkungan bulan sabit, memperlihatkan ada ceruk di pipi kirinya. Sebentar lagi ia akan resmi menjadi istri orang lain, ujar pria di samping Prim. Lah, kau tidak cinta? .