Tuesday, June 22, 2010. Dalam menulis, saya cenderung antiklimaks. Ketika telah mencapai apa yang diinginkan bukan tambah semangat tapi malah terjebak pada rasa puas diri. Merasa tulisan saya sudah bagus dan tak perlu membuat tulisan lagi. Seolah-olah karya saya sudah menjadi masterpiece yang melegenda. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Bandung, 20 November 2009. Sebelum hari H keberangkatan, ibu selalu mengingatk.

Makna dari kehidupan sendiri sebenarnya layaknya sebuah drama. Kita hanya perlu memilih peran apa yang ingin kita sandang. Dan dalam menjalankan peran yang kita pilih itu, semua adegan adalah kewenangan kita, baik itu apa saja yang ada di dalamnya, bagaimana kita menjalankannya, atau siapa saja yang terlibat. Jumat, 03 Juli 2009. Sebuah Pencerahan Melalui Visualisasi Fiksi. Persahabatan dan sikap ikhlas untuk senantiasa menolong orang lain juga ditekankan di sana.

Friday, July 8, 2011. Akhirnya berkesempatan memperbaharui blog ini. All around me are familiar faces. Worn out places, worn out faces. Bright and early for the daily races. Going nowhere, going nowhere. Their tears are filling up their glasses. No expression, no expression. No tomorrow, no tomorrow.

Satu lagi cerita seru yang telat dipost. Tapi post kali ini agak dramatis sejarahnya karena sebetulnya draft. Nya udah diketik dua kali dan dua-duanya raib; pertama karena lupa disimpan, kedua karena lupa dicopy sebelum laptop diinstal ulang. Hmm, baiklah ya, yang sudah yasudahlah. Lanjuut! Berdasarkan grup mobil masing-masing, nanti fotonya diupload di Path dan banyak-banyakan love. Itupun ga eksis dan temennya sedikit. Bahwa kami ga mungkin menang.

When life and dream talk about their stories. I have finished my second run event this evening. Last week, I made my first record, run for 5K in 50 mins. And this evening, I made about 3. 3K instead of 5K like the event title, in 28 mins. Compared to my last exercise preparation, I made it 3 mins earlier, based on miles of course.

Penghimpun lamun, pencari diri, petani mimpi. Surat Terakhir Untuk Pak Jokowi. Saya berpikir lama tentang hal itu. Di benak saya, tentu ada yang istimewa dari pak Jokowi ini sehingga warga Solo bisa mencintai Bapak seperti itu. Tentu saja tak semua persoalan kota selesai secara. Pak Jokowi, terkadang saya berpikir apakah Bapak lelah d.

Khotib sudah naik ke mimbar.